Pasang Iklan Gratis

Fakta-fakta Serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus

  Pagi tragis menyelimuti Gaza pada Kamis, 17 Juli 2025, ketika Gereja Keluarga Kudus (Holy Family Church) menjadi sasaran tembak tank militer Israel. Dilansir dari Vatican News, tiga orang meninggal dunia dalam insiden tersebut sementara beberapa lainnya luka-luka.

Dalam pernyataan resmi, Patriarkat Latin Yerusalem mengecam keras serangan tersebut sebagai tragedi yang tidak dapat dibenarkan secara manusiawi dan moral serta menyerukan para pemimpin dunia untuk segera bertindak menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza.

Berikut fakta-fakta penyerangan terhadap Gereja Keluarga Kudus seperti dilansir dari laman Detroit Catholics:

Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza

Didirikan pada tahun 1960-an, Holy Family Church merupakan satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sebelum konflik terbaru, hanya sekitar 1.000 umat Kristiani tinggal di Gaza termasuk sekitar 130 umat Katolik. Gereja ini selama bertahun-tahun menjadi simbol keberagaman agama di wilayah yang penuh gejolak tersebut.

Tempat Perlindungan

Sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada Oktober 2023, kompleks gereja ini berubah menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 500 orang yang sebagian besar merupakan umat Kristen Ortodoks, Protestan, dan Katolik. Gereja tersebut juga menjadi tempat berlindung bagi beberapa keluarga Muslim dan anak-anak penyandang disabilitas. Mereka menjadikan gereja ini sebagai tempat perlindungan terakhir setelah kehilangan rumah dan harta benda akibat perang.

Serangan Mematikan Kedua di Kompleks Gereja

Serangan terhadap gereja ini bukanlah yang pertama. Pada Desember 2023, dua wanita ditembak mati oleh penembak jitu Israel saat berlindung di kompleks gereja. Saat itu pula, biara para Suster Misionaris Cinta Kasih di dalam kompleks gereja dihantam rudal, menyebabkan kebakaran besar. Militer Israel kala itu membantah secara resmi menargetkan tempat ibadah tersebut.

Pastor Gabriel Romanelli

Pastor Gabriel Romanelli, pastor paroki kelahiran Buenos Aires, Argentina, telah bertugas di Gaza sejak 2019. Meskipun sempat dievakuasi ke Yerusalem saat perang berkecamuk, ia memilih kembali demi melayani umatnya. Dalam serangan terbaru, ia mengalami luka di bagian kaki akibat serpihan ledakan, namun tetap berusaha mendampingi umat yang berlindung di dalam gereja.

Vatikan Mengecam Serangan Israel

Cardinal Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, menyatakan, gereja tersebut dihantam secara langsung tank milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Israel berdalih serangan tersebut sebagai kesalahan tak disengaja. Namun, pihak gereja meragukan klaim tersebut.

Duka Mendalam dan Seruan Perdamaian

Patriarkat Latin Yerusalem menegaskan, gereja ini seharusnya menjadi tempat perlindungan aman bagi warga sipil tak bersenjata. Mereka mengatakan, para korban serangan adalah orang-orang yang berharap teror perang akan segera terlewati. Patriarkat juga menyatakan bahwa tragedi ini hanyalah bagian kecil dari penderitaan yang lebih luas di Gaza, di mana kematian, luka, dan kehancuran terjadi di mana-mana.

Memiliki Hubungan Khusus dengan Paus Fransiskus

Holy Family Church memiliki hubungan khusus dengan Paus Fransiskus. Hingga sebelum wafatnya pada April 2025, Paus rutin menelepon gereja ini hampir setiap malam, menanyakan kondisi umat dan mendoakan mereka. Sementara pembicaraan gencatan senjata masih berlangsung, serangan terhadap satu-satunya gereja Katolik di Gaza ini menunjukkan betapa tempat suci dan kemanusiaan rentan menjadi korban dalam konflik berkepanjangan.

0 Response to "Fakta-fakta Serangan Israel terhadap Gereja Keluarga Kudus"

Posting Komentar