Rekam jejak bos Antam Untung Budiharto dan Tim Mawar Kopassus
RAPAT Umum Pemegang Saham Luar Biasa mengangkat Untung Budiharto sebagai Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau Antam pada Senin, 15 Desember 2025. Untung merupakan anggota Tim Mawar, salah satu unit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat yang dituding menculik para aktivis pada 1998 atau era reformasi.
Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Wirantaya menyampaikan keputusan RUPSLB tersebut menegaskan komitmen perseroan dalam menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang baik dan patuh terhadap regulasi terbaru. Untung menggantikan posisi Achmad Ardianto yang sebelumnya menjadi Direktur Utama Antam.
“Dengan dukungan pemegang saham, kami memiliki landasan yang lebih solid untuk memastikan kesinambungan strategi dan kinerja Perusahaan,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 15 Desember 2025.
Selain menunjuk Untung, RUPSLB memberhentikan Rauf Purana sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Antam terhitung sejak 28 Oktober 2025. Dewan Komisaris dan Direksi Antam mengucapkan terima kasih kepada Rauf Purnama dan Achmad Ardianto atas dedikasi ke perseroan selama menjabat.
Profil Untung Budiharto
Dalam situs Transjakarta, Untung tercatat sebagai Komisaris Utama PT Transportasi Jakarta sejak 8 Juni 2025. Laki-laki kelahiran Tegal, Jawa Tengah, pada 26 April 1965 itu merupakan eks anggota Tentara Nasional Indonesia.
Untung Budiharto lulus dari Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, pada 1988. Dia kemudian masuk pada satuan infanteri Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Pada 1997-1998, Untung yang kala itu masih berpangkat kapten terdaftar sebagai salah satu dari sebelas anggota Tim Mawar Kopassus. Tim ini terlibat dalam penangkapan aktivis prodemokrasi yang dianggap tak sejalan dengan kepentingan Orde Baru.
Pada 2016-2017, karier Untung dan sejumlah eks anggota Tim Mawar melejit. Mereka dipromosikan mengemban jabatan Brigadir Jenderal. Untung Budiharto menjadi Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat pada 2017-2019.
Untung didapuk menjadi Kepala Staf Kodam XVIII/Kasuari pada 2019-2020. Pada 2022, ia didapuk menjadi Panglima Kodam Jakarta Raya. Setahun berselang, ia juga menjabat sebagai Komisaris PT TransJakarta sejak 2023 hingga saat ini.
Peran Tim Mawar dalam Menculik Aktivis 1998
Melansir dari laporan Majalah Tempo pada Desember 1998, Tim Mawar dibentuk oleh Mayor Inf. Bambang Kristiono pada Juli 1997. Adapun anggotanya, selain Bambang sebagai komandan, terdiri atas 11 orang, yaitu Kapten Inf. F.S. Mustajab, Kapten Inf. Nugroho Sulistiobudi, Kapten Inf. Julius Stefanus, Kapten Inf. Untung Budiarto, Kapten Inf. Dadang Hindrayuda, Kapten Inf. Joko Budi Utomo, Kapten Inf. Fauka Nurfarid, Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto, dan Sertu Sukadi.
Target tim ini adalah memburu dan menangkapi aktivis yang dianggap radikal. Sebanyak 22 aktivis diculik. Sembilan orang kembali dalam keadaan hidup, sedangkan 13 aktivis lainnya hilang hingga saat ini. Sembilan orang yang kembali dalam keadaan hidup adalah Andi Arief, Nezar Patria, Pius Listrilanang, Desmond J. Mahesa, Haryanto Taslam, Rahardjo Waluyo Jati, Mugiyanto, Faisol Riza, dan Aan Rusdianto.
Sedangkan 13 orang lainnya yang hilang adalah Wiji Thukul, Petrus Bima Anugrah, Suyat, Yani Afri, Herman Hendrawan, Dedi Hamdun, Sony, Noval Alkatiri, Ismail, Ucok Siahaan alias Ucok Munandar, Yadin Muhidin, Hendra Hambali, dan Abdun Nasser.
Tim ini dituduh bersalah dalam menculik dan menghilangkan sejumlah aktivis pada masa itu. Kasus penculikan tersebut telah diadili oleh Mahkamah Militer.
Setelah kasus ini disidang, Mahkamah Militer Tinggi II-08 Jakarta menghukum Bambang 22 bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI. Pengadilan juga memvonis Multhazar sebagai Wakil Komandan Tim Mawar, Nugroho, Julius Stefanus, dan Untung Budi, masing-masing 20 bulan penjara, dan juga memecat mereka sebagai anggota TNI.
Adapun Chairawan Kadarsyah Nusyirwan, Komandan Grup 4 Sandi Yudha Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dicopot dari jabatannya. Dia dianggap ikut bertanggung jawab karena anggota Tim Mawar berasal dari Grup 4 Kopassus.
Eks Anggota Tim Mawar Dapat Promosi
Tahun 2016, empat eks anggota Tim Mawar yang pernah divonis bersalah –tiga di antaranya bahkan dipecat dari TNI-- diangkat menjadi jenderal setelah menyandang pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Empat orang itu adalah Kolonel Inf Fauzambi Syahrul Multazhar (Wakil Komandan Tim Mawar yang dulu bernama Fausani Syahrial Multhazar), Kolonel Inf Drs Nugroho Sulistyo Budi, Kolonel Inf Yulius Selvanus dan Kolonel Inf Dadang Hendrayudha.
Keempatnya dipromosikan menjadi jenderal setelah menerima promosi ke jabatan yang diemban oleh seorang Brigjen. Keempatnya tak jadi diberhentikan setelah mengajukan permohonan banding atas vonis Mahkamah Militer Tinggi II Jakarta tersebut.
Karier Untung pun tetap moncer setelah tak jadi dipecat dari TNI. Kini pria berpangkat Mayor Jenderal itu diangkat menjadi Pangdam Jaya. Sementara Brigjen TNI Dadang Hendrayudha dan Brigjen TNI Yulius Selvanus menjadi pejabat eselon 1 di lingkungan Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Masing-masing mendapat posisi sebagai Direktur Jenderal Potensi Pertahanan dan Kepala Badan Instalasi Strategis Pertahanan.
Sementara itu, Bambang Kristiono diangkat menjadi Direktur Utama PT Tribuana Antar Nusa, anak perusahan dari Nusantara Energy Group milik Prabowo Subianto yang bergerak di bidang transportasi. Bambang juga bekerja sebagai operator politik Prabowo.
Pada 2009, Bambang juga aktif dalam tim kampanye Megawati-Prabowo. Kini, dia menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra.
Adapun Fauka Noor Farid, juga terjun ke dunia politik di partai bentukan Prabowo Subianto. Namanya tertera sebagai Juru Kampanye Nasional Partai Gerindra untuk Pemilu 2014. Ia juga aktif di kepengurusan DPP Partai Gerindra.
Sementara itu, empat bekas anggota lainnya, Kapten Inf. Joko Budi Utomo, Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto, dan Sertu Sukadi, tak terdengar kabarnya.
Karier Chairawan juga melesat setelah pemecatan dulu itu. Ia banyak berkiprah di dunia intelijen. Sempat menjadi Kepala Pos BIN Wilayah Aceh, terakhir dia menjabat staf ahli Panglima Tentara Nasional Indonesia dan pensiun dengan pangkat mayor jenderal.


0 Response to "Rekam jejak bos Antam Untung Budiharto dan Tim Mawar Kopassus"
Posting Komentar