Kecerdasan Cesc Fabregas Unik, Superior dari Pelatih Lain

  Satu lagi kolega Cesc Fabregas di Liga Italia memuji pelatih Como itu.

Fabregas bersinar bersama Como di Serie A musim lalu.

Sebagai tim promosi, klub milik orang Indonesia itu dibawa Fabregas finis di peringkat 10 klasemen.

Awalnya Como seperti mengalami kesulitan bermain di divisi tertinggi.

Mereka sempat tidak beranjak dari zona degradasi pada 4 pekan pertama.

Namun, setelah itu Fabregas membawa tim asuhannya sedikit demi sedikit memperbaiki posisi sampai akhirnya mapan di peringkat 10 sejak pekan ke-35.

Prestasinya itu membuat mantan gelandang Arsenal dan Barcelona ini sempat diincar klub-klub top.

Tak kurang dari Inter Milan, AS Roma, AC Milan, dan Bayer Leverkusen ingin menggaet pelatih yang masih berusia 38 tahun itu.

Namun pada akhirnya, Fabregas bertahan bersama Como.

Setelah musim lalu menyelesaikan liga dengan posisi jauh dari zona degradasi, kini Fabregas menginginkan I Lariani membidik sasaran yang lebih tinggi.

Klub yang dibeli Grup Djarum pada 2019 itu mungkin saja mengincar salah satu tiket ke kompetisi antarklub Eropa 2025-2026.

Itu berarti finis di posisi 6 besar klasemen Serie A.  

Prestasi yang diukir Fabregas membuatnya mendapatkan banyak pujian.

Sanjungan itu antara lain datang dari para koleganya sesama pelatih di Liga Italia.

Yang terbaru, Maurizio Sarri ikut memberikan pujian kepada mantan pemain Timnas Spanyol yang mengoleksi 110 caps dan 15 gol itu.

Sarri sendiri sudah dipastikan akan kembali membesut Lazio pada musim mendatang.

"Hati-hati, musim depan ada Como yang berambisi lolos ke kompetisi antarklub Eropa," kata Sarri kepada LaLazioSiamoNoi.

"Saya berjumpa dengan Fabregas pada Oktober lalu."

"Waktu itu timnya masih berada di urutan kedua atau ketiga dari bawah klasemen."

"Saya bilang kepadanya agar jangan khawatir karena dia akan finis di papan tengah klasemen."

"Saya melihat Como, tim ini tidak ada urusannya dengan persaingan lolos dari degradasi."

"Fabregas memiliki kecerdasan yang unik, superior dari pelatih yang lain."

"Dia juga mempunyai pengalaman yang sangat penting, dia mencintai sepak bola."

"Bisa ditebak bahwa dia akan menjadi pelatih."

"Mudah juga memprediksi bahwa dalam waktu 2-3 tahun, dia akan berada di salah satu tim top Eropa dengan kemampuan, kecerdasan, dan latar belakangnya sebagai pesepak bola."