Pasang Iklan Gratis

Malaysia Diminta Adopsi Proyek Raksasa Asia Penakluk Timnas Indonesia

 Timnas Malaysia telah memulai revolusi dengan mendatangkan beberapa pemain keturunan dari luar negeri untuk memperkuat skuad Harimau Malaya.

Upaya tersebut tampak menjanjikan dengan kemenangan pertama atas Timnas Vietnam dalam 11 tahun terakhir.

Tak tanggung-tanggung, Malaysia membantai Vietnam empat gol tanpa balas pada laga kedua Grup F Kualifikasi Piala Asia 2027.

Malaysia menurunkan lima pemain keturunan baru dalam pertandingan di Stadion Nasional Bukit Jalil pada 10 Juni lalu itu.

Mereka adalah Rodrigo Holgado, Joao Figueiredo, Gabriel Palmero, Jon Irazabal, Hector Hevel, Facundo Garces dan Imanol Machuca.

Dua nama pertama bahkan berhasil menyumbangkan satu gol untuk tim asuhan Peter Cklamovski itu.

Kemenangan Harimau Malaya itu turut mendapat sorotan dari mantan pemain Timnas Australia, Scott Ollenrenshaw.

Ia meyakini hal ini bukan sekadar sensasi, tetapi gambaran sekilas tentang apa yang mungkin menjadi era keemasan bagi Malaysia.

Ollerenshaw mengatakan Malaysia mungkin akhirnya berada di jalur yang benar jika mereka terus fokus pada masa kini dan mendatang.

"Jangka pendek dan menengahnya adalah para pemain keturunan ini menciptakan histeria, dan itu bukan hal buruk," kata Ollerenshaw, yang telah terlibat dalam sepak bola Malaysia selama lebih dari dua dekade.

"Mereka menang, bermain di liga papan atas, dan mendatangkan 61.000 penggemar ke Bukit Jalil."

"Anda tidak dapat mengabaikan energi yang tercipta. Ini adalah dasar yang penting," lanjut direktur teknik Sabah FC itu.

Lebih lanjut, ia memuji kemampuan kompatriotnya Cklamovski untuk mengintegrasikan para pendatang baru dengan cepat.

"Mendapatkan performa seperti itu setelah lima, enam hari bersama, menekan dengan keras, merebut kembali bola, menyerang dengan rasa lapar, itu luar biasa."

"Saya belum pernah melihat Malaysia bermain seperti itu. Penghargaan untuk staf. Teka-teki itu tersusun dengan cepat," katanya.

Namun, Ollerenshaw mengatakan naturalisasi bukanlah solusi utama bagi Malaysia untuk jangka panjang.

Menurutnya, Malaysia juga perlu membangun pelatihan dan pengembangan pemain yang baik agar kesuksesan mereka bisa bertahan lama.

"Ini bukan tentang paspor. Ini tentang membangun sesuatu yang langgeng," kata Ollerenshaw.

"Ya, mereka datang dan membuat perbedaan dari segi fisik, tempo, teknik, itu adalah level berikutnya."

"Namun, kita perlu mendukungnya dengan struktur, pelatihan, dan pengembangan," tambahnya.

Oleh karena itu, pemilik 14 caps bersama Timnas Australia itu meminta Malaysia untuk mengadopsi proyek reformasi Jepang.

Reformasi yang dilakukan Jepang sejak 1990-an kini membuahkan hasil dengan predikat sebagai tim terbaik di Asia.

Tim peringkat 15 dunia itu tidak pernah absen di Piala Dunia sejak 1998 silam dan baru saja membantai Timnas Indonesia 6-0.

Ollerenshaw menyebut Jepang dan Korea Selatan sebagai standar emas, yang telah melangkah lebih jauh dari naturalisasi dengan berinvestasi pada jalur pemain muda elit dan ekosistem sepak bola.

"Lihatlah apa yang dilakukan Jepang pada tahun 1990-an dengan reformasi Asosiasi Sepak Bola Jepang. Atau Korea setelah Piala Dunia 2002."

"Mereka kini menghasilkan pemain kelas dunia melalui sistem mereka sendiri. Itulah yang harus dicapai Malaysia."

"Naturalisasi adalah percikan, tetapi Anda memerlukan mesin di baliknya," kata Ollerenshaw, dikutip SuperBall.id dari NST.com.my.

Ia mengatakan Malaysia perlu melakukan banyak hal, terutama dengan akademi yang terkait dengan klub, jalur kepelatihan, dan integrasi akar rumput.

"Beberapa orang Malaysia mengatakan mereka ingin tim ini maju. Namun, agar itu terjadi, semua orang harus maju," kata Ollerenshaw.

"Para pemain menunjukkan jalannya. Sekarang saatnya bagi para penggemar, klub, dan sistem untuk mengikutinya," tambahnya.

0 Response to "Malaysia Diminta Adopsi Proyek Raksasa Asia Penakluk Timnas Indonesia"

Posting Komentar